Rabu, 17 Desember 2025

PEREMPUAN DI MATA HUKUM DAN POLITIK

                           

                          BY : HENING BULAN 


______________________________ 10 / 11 / 2025 _____________________


“Perempuan di Mata Hukum dan Politik”

Dalam pasal 28D ayat (1) menegaskan hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum, yang menjadi prinsip dasar kesetaraan di muka hukum atau biasa di sebut equality before the law.

Tapi, apakah pada kenyataannya kalimat itu benar-benar di jalankan ? 

Dan di tulisan kali ini gue mau bahas, bagaimana perempuan di mata hukum dan politik ? 

Masih banyak kasus hukum yang menyangkut tentang pelecehan seksual yang dialami perempuan dan di saat perempuan itu melakukan pembelaan atas dirinya justru malah di salahkan. Padahal secara teori, jika dimata hukum dan politik, perempuan adalah subjek yang setara dengan laki-laki memiliki hak yang sama , tetapi, kenyataannya perempuan juga masih mengalami diskriminasi dan harus menghadapi stereotip patriarki yang menghambat dalam akses keadilan.

Karena pada kenyataannya, negara ini masih melekat pada budaya patriarki, dimana membatasi perempuan dalam ranah publik, adanya juga ketimpangan sosial,seperti kurangnya kesempatan dan kerentanan lebih tinggi terhadap kekerasan di semua aspek (pendidikan, ekonomi, politik dan sosial ), dan juga kekerasan politik, kekerasan politik sendiri lebih berbasis ke arah gender, dimana perempuan di intimidasi atau membatasi perempuan berpartisipasi dalam kehidupan politik serta publik.

Meskipun sekarang sudah mengalami perubahan, perubahan yang gue maksud adalah ada banyak perempuan hebat menjadi seorang pemimpin maupun memiliki ruang untuk menyampaikan pendapatnya.

Perempuan-perempuan itulah yang semakin memberikan motivasi pada perempuan- perempuan yang hingga saat ini masih belum percaya diri membuka suara kepada publik.

Bahkan di Indonesia dari tahun ke tahun kekerasan terhadap perempuan masih saja meningkat, terlihat dari Catatan tahunan Komisili Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan). Catatan Tahun 2020 mencatat 431.471 kasus kekerasan terhadap perempuan yang di laporkan dan ditangani sepanjang tahun 2019 yang besarannya naik 6% dari tahun sebelumnya (406.178 kasus).  Hingga di tahun 2024, tercatat 330.097 kasus- naik 14,17% dari tahun sebelumnya dengan dominasi kasus di ranah personal.

Dari banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan inilah yang membuat kita semakin bertanya-tanya, bagaimana sebenarnya kaum perempuan di mata hukum dan politik ?

Tapi, meskipun dari banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan yang semakin meningkat, ada begitu banyak perempuan yang membantu dan berjuang untuk haknya.

 

( di verifikasi dari berbagai sumber )

 

 

 

 

  


Senin, 01 Desember 2025

CERITA TENTANG KITA

  

                                                                     KITA 

                                                             

                                                           BY   :  HENING BULAN 


__________________________________________   01 / 12 / 2025 _________________________________________


Hi, aku Senja, Ini cerita tentang aku dan dia yang bernama Adam, aku tulis untuknya yang telah lama meninggalkanku.

Sudah terhitung 10 tahun Adam pergi meninggalkanku. Masih teringat jelas memori Adam datang ke rumah ku dengan senyuman hangat dan tatapan sangat dalam padaku. Dia datang dengan tas carrier di punggung tegap nan lebarnya, Adam meminta izin padaku untuk mendaki gunung bersama teman-teman nya.

Tanpa aku tahu di hari itu, hari terakhir aku bertemu dengan Adam.

“Aku pamit naik gunung yaa..”

Aku sedikit mendongak menatap teduh kedua mata Adam yang juga menatap ku begitu dalam dan dia tersenyum lembut padaku. Hari dia datang ke rumah ku waktu itu, aku ingin melarangnya pergi.

Meskipun aku tak melakukannya.

Justru aku bilang,”hati-hati yaa..”

“Iya, aku bakalan hati-hati kok..”

Sebelum Adam pergi, Adam memelukku lalu mengecup keningku dengan bibir lembutnya. Aku pun merasakan kehangatan serta ketulusan cinta Adam. Aku pun tak  kalah erat membalas pelukannya, takut dia tak kembali seperti di hari-hari sebelumnya ketika dia mendaki gunung.

Perlahan kami saling melepaskan pelukan hangat itu, Adam mengacak pelan surai hitam ku sembari tersenyum dan tatapan mu yang sangat lembut.

“Aku pergi yaa, udah di tunggu temen-temen..”

“Kalau udah sampai, kabarin yaa..”

“Iya sayang..”

Perlahan Adam melangkah pergi, punggung tegap dan lebarnya yang membawa tas carrier sudah tak terlihat lagi dari pandanganku. Dalam benak ku, aku ingin memeluknya sekali lagi seakan waktu itu aku sudah merasakan ketakutan terbesar ku, kehilangan Adam untuk selamanya.

***

Tapi, nyatanya Adam memag berbohong.

Dia pergi meninggalkan ku, Adam pulang hanya dengan raga dan nama. Jiwanya telah pergi kepada sang Pencipta. Masih teringat jelas di dalam memori ku, kondisi raganya di bawa pulang waktu itu.

Aku tak berhenti menangisinya.

Dua minggu kepergian Adam, di malam hari itu, aku duduk termenung di teras rumah dan kembali memikirkannya. Aku melihat langit malam di hiasi dengan bulan serta cahaya bintang.

Berharap dari semua cahaya bintang di langit malam adalah Adam yang sedang menatapku duduk termenung.

Gila, ya pikiran ku sudah gila.

Setelah Adam pergi aku selalu berkata seandainya dan seandainya, seandaianya aku bisa memutar ulang waktu, aku pasti menahan mu agar kamu tidak pergi mendaki gunung.

Dan hingga hari ini aku masih sering menangisinya.

***

 

MENJADI DEWASA ITU....

   

                                          QUARTER  LIFE CRISIS 


                                                               BY : HENING BULAN 


 -------------------------------------------- 01 / 12 / 2025 -------------------------------------------


Ngga terasa tahun 2025 akan berakhir, dan bulan ini udah memasuki bulan Desember. Musim hujan juga masih belum berhenti. Setelah gue ingat-ingat udah banyak hal yang gue lakukan hingga tahun ini, dan itu adalah menjadi suatu kemajuan dalam hidup gue.

Dan yang mau gue bahas kali ini tentang 'Quarter - Life - Crisis'.

Gue yakin semua orang akan berada di fase ini, seperti yang gue alami akhir-akhir ini. 

Quarter - Life - Crisis, perasaan cemas, bingung dan tertekan yang dialami oleh orang dewasa di usia 20-an awal hingga usia 30-an. Dan itu semua sering kali di sebabkan oleh segala tuntutan karier, transisi ke dunia kerja dan ketidakpastian atas jalan yang mau kita pilih. 

Okay, dikarenakan usia gue udah 28 tahun, udah pasti pikiran gue kemana-mana, mau gue bawa kemana hidup gue meskipun gue udah punya segala planning. Tapi, nggak semudah itu untuk di jalani. Dan di umur gue yang udah ke 28 tahun ini gue merasa sangat tertinggal oleh temen-temen gue yang udah punya pekerjaan stabil, bahkan udah ada yang menikah juga dan bahkan udah sampai punya keluarga kecil.

Ngga jarang juga gue menyalahkan diri sendiri atas kegagalan gue saat ini, tapi, gue berada di titik, dimana gue berusaha untuk menerima keadaan, namun, tetap gue berusaha semampu gue, berusaha sebisa gue agar gue bisa mencapai apa yang gue mau. 

Ini memang agak sensitif buat kalian semua, gue menyadari satu hal dalam kehidupan ini, karena pada kenyataannya kita ngga bisa hidup tanpa iman. Dalam masa quarter life crisis juga harus di imbangi dengan iman yang baik maka lo bisa menemukan jalan keluar. 

Di usia gue yang ke 28 tahun ini, gue menjalani hobi dan kesenangan baru agar hidup gue tetap berwarna, di samping itu gue tetap fokus apa yang gue mau, di sisi lain, meskipun gue terlahir di keluarga yang sederhana, tapi, mereka selalu memberikan gue pengertian dan dukungan penuh buat gue. 

Menjadi dewasa itu sangat sulit, But, there are many things we can do, dan terkadang itu pun atas keputusan kita sendiri tanpa harus campur tangan orang tua. Menjadi dewasa tidak hanya tentang usia, making money, tapi, buat gue menjadi dewasa itu kita juga harus belajar ikhlas dalam menghadapi segala permasalahan di hidup kita dan mencari solusi. 

Dulu waktu masih kecil kita selalu di tuntun sama tangan orang tua kita tanpa harus memikirkan apa itu quarter - life - crisis, namun, setelah kita dewasa kita harus berjalan pada kaki kita sendiri tanpa harus di tuntun oleh orang tua kita. 

Gue masih inget banget, waktu gue masih kecil, gue selalu bertanya pada bokap, nyokap, maupaun kakak-kakak gue, 'gimana rasanya menjadi orang dewasa', tapi, bukan jawaban yang gue denger dari mulut mereka, mereka justru menjawab 'nanti adek bakalan merasakan sendiri'.

Dan ternyata bener ya, gue merasakan itu sekarang, memang sulit di jelaskan dengan kata-kata, karena menjadi dewasa itu sangat berat, tetapi, di sisi lain kita berusaha melupakan sejenak bagaimana rasa beratnya itu dengan tawa dari hal-hal kecil yang kita lakukan bersama orang di sekeliling kita.

Well, gue percaya, gue akan berada di titik, dimana gue berhasil mencapai apa yang gue mau. Apalagi kalau kita ngejalanin ini semua dengan  ikhlas.


Mungkin cukup dulu tulisan gue kali ini, daahh !!!


Jumat, 18 Juli 2025

Ki Hadjar Dewantara Tegas Siap Mati

 

________________ 19 / 07 / 2025 ____________________________ 

 

  Content Writer : Hening Bulan 


Keteladanan Ki Hadjar Dewantara bukan saja tercermin dari pemikirannya. Ia juga bernyali seorang pendekar.

Dalam peristiwa rapat umum di Lapangan Ikada (saat ini Monas), 19 September 1945, presiden dan jajaran kabinetnya harus menembus kepungan senjata serdadu Jepang di sekeliling lapangan.

Pada awalnya, rapat direncanakan untuk berlangsung pada tanggal 17 September 1945, tepat sebulan setelah kemerdekaan. Adanya ancaman dari tentara Jepang dan Sekutu membuat rapat diundur dua hari kemudian.

Tujuan diadakannya rapat dalam peristiwa Lapangan Ikada adalah mendekatkan pemerintah RI dengan rakyat secara emosional mengenai kemerdekaan Indonesia.

Aksi pengerahan massa ini juga dimaksudkan sebagai unjuk kekuatan terhadap pemerintahan militer Jepang yang bersikeras mempertahankan status quo sampai Sekutu datang ke Indonesia.

Setelah semua sepakat hadir, tantangan lainnya adalah menentukan Menteri yang membuka jalan ke Lapangan Ikada.

Akhirnya, Ki Hadjar Dewantara yang ketika itu menjadi Menteri Pengajaran mengajukan diri sebagai pembuka jalan. Ayah enam anak ini menerobos penjagaan tantara Jepang bersama Menteri Luar Negeri Achmad Soebardjo dan Menteri Sosial Iwa Koesoema Soemantri.

Ketika diingatkan oleh Sesneg Abdoel Gaffar Pringgodigdo tentang usianya yang tidak lagi muda, Ki Hadjar menjawab enteng,”Justru karena itulah, mati pun tidak mengapa.”

 

(Diverifikasi dari berbagai sumber)

 

Rabu, 24 Agustus 2022

Pembuat Lambang Garuda Pancasila

Sultan Hamid II. Di nadinya mengalir darah ningrat Kesultanan Pontianak. Dia satu dari sedikit orang pribumi yang bisa lulus Akademi Militer Belanda di Breda, Belanda. Sultan Syarif Hamid Alkadri dilahirkan 12 Juli 1913. Putra Sultan Syarif Muhammad Alkadri, Sultan ke enam Pontianak.

Walau terlahir dari Kesultanan Islam, kehidupan Hamid Alkadri Keeropa-eropaan. Dia sempat masuk Technische Hooge School (THS). Tetapi akhirnya lebih memilih menjadi perwira tentara Belanda yang disebut Koninklijk Nederlandsch-Indish Leger (KNIL). Hamid muda memutuskan masuk ke Koninklijke Militaire Academie di Breda. Dia mengaku sangat tertarik dengan kehidupan militer.

Setelah lulus, Hamid menjadi Letnan II. Hamid juga menikah dengan wanita Belanda bernama Marie van Delden. Wanita yang dikenal dengan nama Dina van Delden ini putri seorang kapten tentara Belanda. Masuknya Jepang menghancurkan kekuatan Belanda di Nusantara. Hamid yang sempat berperang di Balikpapan ini kemudian dijebloskan Jepang ke penjara di Batavia. Dia ditahan dari tahun 1942-1945. Baru bebas setelah Jepang dikalahkan sekutu.

Setelah Belanda ingin berkuasa kembali ke Indonesia tahun 1946, Hamid kembali menjadi tentara Belanda. Pangkatnya dinaikkan menjadi kolonel, kemudian jenderal mayor. Mungkin dia pribumi dengan pangkat militer tertinggi. Tapi akhirnya dia melepaskan diri dari dinas militer dan memimpin rakyat Pontianak.

Diakui Hamid, sebuah keputusan yang berat meninggalkan dunia ketentaraaan. Apalagi dia diangkat menjadi ajudan istimewa Ratu Belanda Wilhelmena. Kemudian Sultan Hamid menjadi Ketua Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO). Forum negara-negara federal di Indonesia. Banyak pihak yang menganggap BFO adalah boneka Belanda, walau pendapat ini tak selamanya benar.

Saat Republik Indonesia Serikat (RIS) terbentuk, Hamid diangkat Soekarno untuk menjadi menteri negara. Tugasnya menyediakan gedung dan menciptakan lambang negara. Hamid menyerahkan rancangannya. Wujud seorang manusia yang berkepala Garuda dan menggenggam perisai Pancasila. Itulah disain awal Pancasila. Soekarno kemudian memberikan beberapa usul, manusia Garuda diubah sepenuhnya menjadi burung garuda. Tapi saat itu burung garuda masih ‘gundul’ dan tidak berjambul. Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk kali pertamanya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950.

Soekarno terus memperbaiki bentuk Garuda Pancasila. Pada tanggal 20 Maret 1950 Soekarno memerintahkan pelukis istana, Dullah, melukis kembali rancangan tersebut. Beberapa yang diperbaiki antara lain penambahan jambul pada kepala Garuda Pancasila. Selain itu mengubah posisi cakar kaki yang mencengkeram pita dari semula di belakang pita menjadi di depan pita. Banyak yang menduga, Soekarno menambahkan jambul karena kepala Garuda gundul dianggap terlalu mirip dengan Bald Eagle, Lambang Amerika Serikat.

Karier politik Hamid sendiri berakhir tak lama berselang. Dia bersekutu dengan Westerling untuk menyerang sidang kabinet di Pejambon tahun 1950. Hamid memerintahkan Westerling membunuh menteri pertahanan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Kepala Staf Angkatan Perang Kolonel TB Simatupang dan Sekjen Kementerian Pertahanan Ali Budiarjo.

Percobaan pembunuhan itu gagal. Saat komplotan Westerling menyerang, rapat sudah selesai. Sultan Hamengkubuwono IX lalu menangkap Sultan Hamid II. Dia diadili tahun 1953. Pembelaan dirinya ditolak. Pengadilan mengganjarnya dengan hukuman 10 tahun penjara atas kesalahan menggerakkan pemberontakan.

Nama Hamid pun dikenal sebagai pemberontak. Begitu yang tertulis di buku-buku sejarah. Jasanya menciptakan burung Garuda seolah digugurkan. Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang.

(Content Writter: Hening Bulan)

Senin, 22 Agustus 2022

Kakak Kartini Wartawan Perang Pertama Asal Indonesia

 

Nama Raden Mas Panji (RMP) Sosrokartono memang kalah populer dibandingkan adiknya, Raden Ajeng  (RA) Kartini.

Setelah menamatkan sekolah Eropesche Lagere School (ELS) di Jepara, Sosrokartono melanjutkan pendidikannya ke Hoogere Burgerschool ( HBS) di Semarang. Tahun 1898 Sosrokartono bersekolah ke Belanda, yang pada awalnya di Delft, kemudian berganti ke Leiden.

Pendidikan terakhir Sosrokartono adalah jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur. Keistimewaannya saat itu sebagai seorang Indonesia yang bersekolah di Belanda.

Kecerdasan Sosrokartono menarik perhatian Profesor Dr Johan Hendrik Kern. Meski baru pindah kampus, Kern sudah menyuruhnya bicara di Kongres Sastra Belanda di Gent, Belgia, pada September 1899. Sosrokartono menyambut tawaran Kern dengan membawakan pidato Het Nederlandsch in Indie (Bahasa Belanda di Hindia Belanda).

Dalam pidatonya, Sosrokartono menyatakan dengan tegas bahwa selama matahari dan rembulan bersinar, dia menantang dan menjadi musuh dari siapa pun yang akan membuat bangsanya menjadi bangsa Eropa atau setengah Eropa.

Sosrokartono juga adalah musuh bagi mereka yang menginjak-injak tradisi serta adat kebiasaan bangsanya yang luhur. Pidato pertamanya itu merupakan seruan seorang patriotik yang juga mengutarakan agar keluhuran tradisi mesti dipertahankan orang-orang pribumi dimana saja berada.

Berbekal pengetahuan yang terbuka, Sosrokartono meminta pemerintah Belanda agar bahasa Belanda dan bahasa internasional lain diajarkan di Hindia Belanda, tujuannya agar kaum pribumi bisa mempertahankan kemuliaan dan harga diri mereka.

Sebulan kemudian pidatonya dimuat di majalah bulanan Neerlandia. Selepas dari Leiden, Sosrokartono berkelana ke Eropa menjalani beragam profesi. Kemampuannya sebagai polyglot mencatat Sosrokartono menguasai 24 bahasa asing dan 10 bahasa suku di nusantara.

Sosrokartono pernah berperan sebagai penerjemah di Wina, dan wartawan. Kariernya amat gemilang saat Sosrokartono bekerja sebagai wartawan perang The New York Herald Tribune.

Koran ini satu-satunya yang memuat hasil perundingan antara Jerman, diwakili Stresman, yang kalah perang dan Prancis yang menang perang, diwakili Foch.

Perundingan itu berlangsung secara rahasia di sebuah gerbong kereta api di hutan Campienne, Prancis, dan dijaga sangat ketat. Penulis hanya mencantumkan kode bintang tiga, namun di kalangan wartawan Perang Dunia I kode itu dikenal sebagai kode dari wartawan perang Sosrokartono. Tulisan itu menggemparkan Amerika juga Eropa.

Pascaperang, Sosrokartono berprofesi sebagai ahli bahasa di kedutaan Prancis di Den Haag. Sosrokartono meninggal 8 Februari 1952. Ia dimakamkan disamping makam orang tuanya Nyai Ngasirah dan RMA Sosroningrat, di Desa Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah

(Content Writer: Hening Bulan)

PEREMPUAN DI MATA HUKUM DAN POLITIK

                                                        BY : HENING BULAN  ______________________________ 10 / 11 / 2025 ___________________...