Senin, 22 Agustus 2022

Kakak Kartini Wartawan Perang Pertama Asal Indonesia

 

Nama Raden Mas Panji (RMP) Sosrokartono memang kalah populer dibandingkan adiknya, Raden Ajeng  (RA) Kartini.

Setelah menamatkan sekolah Eropesche Lagere School (ELS) di Jepara, Sosrokartono melanjutkan pendidikannya ke Hoogere Burgerschool ( HBS) di Semarang. Tahun 1898 Sosrokartono bersekolah ke Belanda, yang pada awalnya di Delft, kemudian berganti ke Leiden.

Pendidikan terakhir Sosrokartono adalah jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur. Keistimewaannya saat itu sebagai seorang Indonesia yang bersekolah di Belanda.

Kecerdasan Sosrokartono menarik perhatian Profesor Dr Johan Hendrik Kern. Meski baru pindah kampus, Kern sudah menyuruhnya bicara di Kongres Sastra Belanda di Gent, Belgia, pada September 1899. Sosrokartono menyambut tawaran Kern dengan membawakan pidato Het Nederlandsch in Indie (Bahasa Belanda di Hindia Belanda).

Dalam pidatonya, Sosrokartono menyatakan dengan tegas bahwa selama matahari dan rembulan bersinar, dia menantang dan menjadi musuh dari siapa pun yang akan membuat bangsanya menjadi bangsa Eropa atau setengah Eropa.

Sosrokartono juga adalah musuh bagi mereka yang menginjak-injak tradisi serta adat kebiasaan bangsanya yang luhur. Pidato pertamanya itu merupakan seruan seorang patriotik yang juga mengutarakan agar keluhuran tradisi mesti dipertahankan orang-orang pribumi dimana saja berada.

Berbekal pengetahuan yang terbuka, Sosrokartono meminta pemerintah Belanda agar bahasa Belanda dan bahasa internasional lain diajarkan di Hindia Belanda, tujuannya agar kaum pribumi bisa mempertahankan kemuliaan dan harga diri mereka.

Sebulan kemudian pidatonya dimuat di majalah bulanan Neerlandia. Selepas dari Leiden, Sosrokartono berkelana ke Eropa menjalani beragam profesi. Kemampuannya sebagai polyglot mencatat Sosrokartono menguasai 24 bahasa asing dan 10 bahasa suku di nusantara.

Sosrokartono pernah berperan sebagai penerjemah di Wina, dan wartawan. Kariernya amat gemilang saat Sosrokartono bekerja sebagai wartawan perang The New York Herald Tribune.

Koran ini satu-satunya yang memuat hasil perundingan antara Jerman, diwakili Stresman, yang kalah perang dan Prancis yang menang perang, diwakili Foch.

Perundingan itu berlangsung secara rahasia di sebuah gerbong kereta api di hutan Campienne, Prancis, dan dijaga sangat ketat. Penulis hanya mencantumkan kode bintang tiga, namun di kalangan wartawan Perang Dunia I kode itu dikenal sebagai kode dari wartawan perang Sosrokartono. Tulisan itu menggemparkan Amerika juga Eropa.

Pascaperang, Sosrokartono berprofesi sebagai ahli bahasa di kedutaan Prancis di Den Haag. Sosrokartono meninggal 8 Februari 1952. Ia dimakamkan disamping makam orang tuanya Nyai Ngasirah dan RMA Sosroningrat, di Desa Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah

(Content Writer: Hening Bulan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEREMPUAN DI MATA HUKUM DAN POLITIK

                                                        BY : HENING BULAN  ______________________________ 10 / 11 / 2025 ___________________...