Jumat, 18 Juli 2025

Ki Hadjar Dewantara Tegas Siap Mati

 

________________ 19 / 07 / 2025 ____________________________ 

 

  Content Writer : Hening Bulan 


Keteladanan Ki Hadjar Dewantara bukan saja tercermin dari pemikirannya. Ia juga bernyali seorang pendekar.

Dalam peristiwa rapat umum di Lapangan Ikada (saat ini Monas), 19 September 1945, presiden dan jajaran kabinetnya harus menembus kepungan senjata serdadu Jepang di sekeliling lapangan.

Pada awalnya, rapat direncanakan untuk berlangsung pada tanggal 17 September 1945, tepat sebulan setelah kemerdekaan. Adanya ancaman dari tentara Jepang dan Sekutu membuat rapat diundur dua hari kemudian.

Tujuan diadakannya rapat dalam peristiwa Lapangan Ikada adalah mendekatkan pemerintah RI dengan rakyat secara emosional mengenai kemerdekaan Indonesia.

Aksi pengerahan massa ini juga dimaksudkan sebagai unjuk kekuatan terhadap pemerintahan militer Jepang yang bersikeras mempertahankan status quo sampai Sekutu datang ke Indonesia.

Setelah semua sepakat hadir, tantangan lainnya adalah menentukan Menteri yang membuka jalan ke Lapangan Ikada.

Akhirnya, Ki Hadjar Dewantara yang ketika itu menjadi Menteri Pengajaran mengajukan diri sebagai pembuka jalan. Ayah enam anak ini menerobos penjagaan tantara Jepang bersama Menteri Luar Negeri Achmad Soebardjo dan Menteri Sosial Iwa Koesoema Soemantri.

Ketika diingatkan oleh Sesneg Abdoel Gaffar Pringgodigdo tentang usianya yang tidak lagi muda, Ki Hadjar menjawab enteng,”Justru karena itulah, mati pun tidak mengapa.”

 

(Diverifikasi dari berbagai sumber)

 

PEREMPUAN DI MATA HUKUM DAN POLITIK

                                                        BY : HENING BULAN  ______________________________ 10 / 11 / 2025 ___________________...